Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset industri perbankan syariah naik 11,1% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 868,99 triliun per Desember 2023. Angka itu merupakan gabungan dari aset bank umum dan juga unit usaha syariah (UUS).
OJK mencatat ada 14 BUS di Indonesia dan 19 bank umum konvensional yang memiliki UUS. Lebih kurang jumlah ini masih sama dengan posisi 2020.
Sebagai informasi, pertumbuhan aset bank syariah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional. Per Desember 2023, aset bank konvensional tumbuh 5,9% yoy.
Akan tetapi secara nominal, aset bank konvensional masih jauh lebih besar dibandingkan dengan bank syariah, di mana asetnya hanya sekitar 7% dari bank konvensional.
Dalam catatan CNBC Indonesia, belum semua bank syariah besar merilis laporan kinerja akhir 2023. Oleh karena itu perhitungan besaran aset masih menggunakan angka September 2023.
Pada periode itu, hanya ada satu bank syariah yang memiliki aset lebih dari Rp 100 triliun, yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Bank hasil penggabungan tiga anak usaha bank BUMN ini memiliki aset Rp 319,85 triliun per September 2023.
Kemudian di posisi kedua ada Bank Muamalat yang memiliki Rp 66,2 triliun. Aset bank ini diperkirakan akan naik ke level lebih dari Rp 100 triliun seiring dengan rencana merger dengan BTN Syariah yang per September 2023 memiliki aset Rp 48,41 triliun.
Di antara Bank Muamalat dan BTN, atau urutan ketiga ada CIMB Niaga Syariah yang memiliki aset Rp 61,46 triliun. Lalu pada urutan ke-5 ada Maybank Syariah dengan total aset Rp 42,1 triliun.
Selengkapnya, berikut daftar 10 bank syariah di Indonesia:
No. | Nama Bank | September 2023 |
1. | PT Bank Syariah Indonesia Tbk | Rp 319,85 triliun |
2. | PT Bank Muamalat Indonesia Tbk | Rp 66,2 triliun |
3. | PT Bank CIMB Niaga Tbk (unit usaha syariah) | Rp 61,46 triliun |
4. | PT Bank Tabungan Negara Tbk (unit usaha syariah) | Rp 48,41 triliun |
5. | PT Bank Maybank Indonesia Tbk (unit usaha syariah) | Rp 42,1 triliun |
6. | PT Bank Permata Tbk (unit usaha syariah) | Rp 37,54 triliun |
7. | PT Bank Riau Kepri Syariah | Rp 28,23 triliun |
8. | PT Bank Aceh Syariah | Rp 28,23 triliun |
9. | PT Bank BTPN Syariah Tbk | Rp 21,96 triliun |
10. | PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk | Rp 15,54 triliun |
Bocoran OJK
Ke depan peta persaingan industri bank syariah akan semakin menarik. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan akan ada 3 hingga 4 bank syariah yang akan merger dalam upaya implementasi Peraturan OJK (POJK) Nomor 12 tahun 2023 terkait spin off unit usaha syariah (UUS).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan ada beberapa bank yang berencana merger dan sedang dalam tahap pembicaraan pendahuluan. Ia menyebut aksi merger beberapa bank syariah ini akan dikepalai oleh bank swasta.
“Ini di-lead oleh bank swasta bukan bank BUMN. Justru ini adalah bagian dari implementasi POJK terkait masalah spin off perbankan syariah. Nah, ini yang sedang kita terus matangkan, ada beberapa calon-calon yang dan tentu kita mengharapkan akan menjadi merger yang cukup besar jugalah kira-kira,” kata Dian selepas Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di St. Regist, dikutip Rabu (27/3/2024).
Ia mengatakan nilai aset dari merger bank syariah swasta ini belum dapat diketahui, tetapi minimal akan mencapai Rp200 triliun.
Dian enggan menyebut bank apa yang menjadi lead dari aksi spin off dan merger ini. Ketika ditanya apakah itu PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), ia menolak untuk menjawab.
“Saya tidak mention dulu. Iya swasta, itu bisa 3 atau 4 bank. Saya kira ini baguslah positif. Sambutan bank terhadap POJK kita cukup bagus,” kata Dian.
Artikel Selanjutnya
BSI Sambut Baik Persaingan Baru di Lanskap Perbankan Syariah
(mkh/mkh)