Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak mentah kembali menguat, setelah terkoreksi selama dua hari berturut-turut. Penguatan terjadi seiring pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang lemah dan harapan pemangkasan suku bunga ke depan.
Pada awal perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat 0,69% ke posisi US$81,91 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent berada di zona hijau atau naik 0,51% di posisi US$86,53 per barel.
Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak berada di bawah tekanan penurunan harga setelah pasokan minyak mentah dan bensin AS naik tak terduga pekan lalu karena kenaikan impor minyak mentah dan permintaan bensin yang lesu, menurut data Administrasi Informasi Energi.
Namun, peningkatan stok minyak mentah lebih kecil dari perkiraan yang dibuat oleh American Petroleum Institute.
“Kami… mengharapkan inventaris AS akan naik lebih sedikit dari biasanya sebagai refleksi dari pasar minyak global yang sedikit defisit. Hal ini kemungkinan akan memberikan dukungan pada harga minyak Brent ke depan,” kata Bjarne Schieldrop, analis komoditas utama di SEB Research, yang dikutip dari Reuters.
Data inflasi yang mengecewakan belakangan ini menguatkan alasan bagi Federal Reserve AS untuk menahan diri dari pemotongan target suku bunga jangka pendeknya, kata seorang gubernur Fed pada hari Rabu, namun dia tidak menutup kemungkinan untuk memangkas suku bunga nantinya pada tahun ini.
“Pasar berkonvergensi pada awal Juni untuk pemotongan baik oleh Fed maupun Bank Sentral Eropa,” kata analis JPMorgan yang dikutip dari Reuters. Suku bunga yang lebih rendah mendukung permintaan minyak dan berpotensi mendorong kenaikan harga.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Arab dan Rusia Lanjut Pangkas Produksi, Minyak Menguat
(mza/mza)