Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat laba bersih naik sebesar 3% secara tahunan (yoy) sepanjang 2023 menjadi US$ 68,43 juta atau setara Rp 1,09 triliun.
Padahal, penjualan perseroan turun 6,89% menjadi US$ 420,77 juta atau dari sebelumnya US$ 451,93 juta. Rinciannya, dari sektor gas bumi turun menjadi US$ 280,95 juta dari US$ 322,32 juta pada tahun sebelumnya, sedangkan minyak mentah turun dari US$ 136,04 juta menjadi US$ 131,95 juta.
Selain itu, terdapat segmen DMO dan over lifting turun menjadi sebesar US$ 2,84 juta dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 6,43 juta. Serta, penjualan dari usaha penunjang lainnya mencapai US$ 10,71 juta.
Sementara itu, beban pokok penjualan naik 2,38% yoy menjadi US$ 274,71 juta. Beban dari usaha minyak dan gas bumi sepanjang 2023 sebenarnya berhasil ditekan. Akan tetapi ENRG per 31 Desember 2023 melaporkan beban usaha penunjang lain senilai US$ 10,24 juta, yang pada tahun sebelumnya tidak ada.
Pun beban keuangan naik menjadi US$ 22,39 juta dari sebelumnya yang sebesar US$ 19,88 juta. Serta ada rugi penurunan nilai US$ 2,52 juta dari sebelumnya hanya US$ 142.570.
Pada periode yang sama, ENRG mendapat keuntungan dari selisih kurs menjadi US$ 634.468 dari sebelumnya yang hanya sebesar US$ 423.903. Selain itu, penghasilan lain-lain perusahaan juga melompat dari minus US$ 7,8 juta menjadi sebesar US$ 3,4 juta.
Akan tetapi hal itu tidak mengompensasi penurunan pendapatan dan juga naiknya beban usaha. Laba sebelum pajak ENRG tercatat US$ 20,74 juta, merosot 24,04% yoy.
Nyatanya laba bersih perusahaan terlihat naik karena beban pajak yang terpangkas hampir separunya, atau dari US$ 73,62 juta menjadi US$ 33,12 juta. Bila dirinci penurunan ini disebabkan oleh pajak entitas anak yang berkurang 36,97% yoy menjadi US$ 41,09 juta. Kemudian perusahaan juga melaporkan adanya pajak tangguhan senilai US$ 7,94 juta, yang mengurangi total beban pajak perusahaan.
Sementara itu, ENRG mencatat kas dan setara kas senilai US$ 82,44 juta, naik hampir dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lalu, liabilitas perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang sebesar US$ 783,65 juta.
Adapun ekuitas, ENRG tercatat naik tipis menjadi US$ 655,72 juta dari sebelumnya US$ 588 juta. Sedangkan aset senilai US$ 1,36 miliar dibandingkan dengan periode Desember 2022 yang sebesar US$ 1,19 juta.
Artikel Selanjutnya
Video: Jurus EMP Kejar Target Pertumbuhan Produksi Migas 15% di 2024
(mkh/mkh)