Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit mencapai 11,28% secara tahunan (yoy) per Februari 2024 menjadi Rp 7.095 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa angka tersebut juga didukung oleh kualitas kredit yang masih terjaga. “NPL [rasio kredit bermasalah] net 0,82%,dan NPL gross 2,35%,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Maret 2024, Selasa (2/4/2024).

Bila dibandingkan dengan posisi Januari 2024, rasio NPL bulan kedua tahun ini mengalami perbaikan. Rasio NPL net turun 3 basis poin (bps), sedangkan NPL gross masih sama.

Sementara itu, kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) secara tahunan membaik. Bila dibandingkan dengan Februari 2023, LAR turun 295 basis poin (bps) menjadi 11,56%.

Mengutip data OJK, penopang pertumbuhan kredit adalah permintaan pembiayaan modal kerja yang naik 12,04% yoy. Pada periode yang sama, kredit investasi naik 11,82% yoy dan kredit konsumsi tumbuh 9,54% yoy.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa permintaan kredit per Februari 2024 ditopang oleh sektor pertanian, pertambangan, konstruksi, dan juga perdagangan.

“Dari sisi permintaan, kredit didukung kinerja rumah tangga dan korporasi pasca-pemilu,” katanya dalam pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Maret 2024, Rabu (20/3/2024).

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Pinjol ‘Lovers’ Makin Banyak, Kredit Udah Tembus Rp58,05 T


(mkh/mkh)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *