Jakarta,CNBC Indonesia – Harga minyak turun pada awal perdagangan pada hari Rabu karena kekhawatiran terhadap permintaan global akibat lemahnya momentum ekonomi di China dan memudarnya harapan penurunan suku bunga AS dalam waktu dekat melebihi kekhawatiran pasokan dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. .
Mengutip data Refinitiv pada perdagangan Rabu (17/4/2024) pukul 09.40 WIB harga minyak mentah acuan Brent untuk pengiriman Juni turun 0,4%, menjadi $89,57 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 0,43%, menjadi $84,99 per barel.
Harga minyak melemah karena para pelaku pasar mencermati respon Israel yang akan menanggapi serangan Iran akhir pekan lalu.
Selain itu, penekan harga minyak adalah sikap bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed yang masih hawkish.
“Kekhawatiran terhadap permintaan meningkat karena ekspektasi bahwa penurunan suku bunga AS kemungkinan akan tertunda dan data ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan,” kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities.
“Karena pasar telah meningkat hingga minggu lalu karena kekhawatiran pasokan di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, agresi Iran yang relatif terkendali tidak memberikan alasan untuk melakukan pembelian,” katanya.
Hiroyuki memperkirakan WTI akan diperdagangkan pada kisaran US$83-US$88 per barel.
Serangkaian data mengecewakan yang menunjukkan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan The Fed membuka kemungkinan penurunan suku bunga akan lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur menuju 2%, kata Ketua Fed Jerome Powell.
Sementara ekonomi China, negara importir minyak terbesar di dunia, tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama. Akan tetapi beberapa indikator termasuk investasi properti, penjualan ritel dan output industri, menunjukkan bahwa permintaan dalam negeri masih lemah, sehingga membebani momentum secara keseluruhan.
Persediaan minyak mentah AS pekan lalu meningkat lebih besar dari perkiraan para analis yang disurvei oleh Reuters , namun stok bensin dan sulingan turun, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Harga Minyak Turun, Pasar Was-Was Tunggu Titah Kartel OPEC+
(ras/ras)