Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah dibuka keok di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) kendati Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga.
Melansir data Refinitiv, pada pembukaan pagi ini, Kamis (25/4/2024) pukul 09.00 WIB rupiah langsung dibuka merosot 0,19% menuju Rp16.180/US$, selang satu menit harga terus melemah 0,7% menembus Rp16.210/US$.
Depresiasi pagi ini menghapus penguatan yang terjadi satu hari sebelumnya sebesar 0,40% dan mulai mendekati level terpuruknya lagi sejak empat tahun yang lalu.
Pelemahan rupiah terjadi pasca Bank Indonesia (BI) secara tidak terduga menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6,25% kemarin, Rabu (24/4/2024). Ini menjadi kenaikan lagi setelah BI menahan suku bunga selama lima bulan beruntun.
Rully Wisnubroto, Senior Ekonom Mirae Asset Sekuritas menyatakan sebenarnya kenaikan ini memang sudah langkah tepat BI untuk memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah.
“Hal ini sudah sesuai dengan ekspektasi kami, namun memang di luar perkiraan konsensus. Saya merasa kenaikan ini lebih untuk memitigasi pelemahan nilai tukar Rupiah dan mencegah pelemahan lebih dalam lagi” Ungkap Rully.
Rully juga menerangkan dampaknya tidak akan terlalu besar bagi perekonomian, justru jika tidak dinaikkan akan lebih mengganggu stabilitas ekonomi.
“Dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi saya rasa tidak terlalu besar, justru apabila tidak dilakukan kenaikan, dan Rupiah terus melemah maka akan mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan” Pungkas Rully.
Sejatinya, memang suku bunga naik dilakukan guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, mata uang Garuda masih lanjut dalam tren melemah yang menunjukkan bahwa pasar tidak secara langsung merespon efek suku bunga acuan naik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Artikel Selanjutnya
Breaking News! Rupiah Ambruk 0,7%, Dolar ke Rp15.600
(tsn/tsn)