Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan hasil stress test atau uji stres terhadap perbankan dengan posisi nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan bahwa posisi nilai tukar rupiah saat ini tidak berdampak signifikan terhadap industri perbankan. “Mengingat PDN (posisi devisa neto) jauh di bawah threshold dan tercatat long,” kata Dian dalam Rapat Dewan Komsioner April 2024, Senin (13/5/2024).
Dalam catatan OJK, rasio PDN perbankan per Maret 2024 sebesar 1,66%. Bila dibandingkan secara tahunan, angka tersebut naik 22 basis poin (bps) dan secara bulanan naik 27 bps.
Sebagai informasi, sejak 1 April 2024 hingga 8 Mei 2024, dolar AS telah naik 1,08% ke level Rp 16.081. Dibandingkan dengan awal tahun nilai tukar dolar AS terhadap rupiah telah naik 3,93%.
Adapun per Maret 2024, OJK melaporkan kredit perbankan naik 12,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 7.245 triliun. Kredit investasi naik paling tinggi atau 14,83% yoy, kredit modal kerja 12,3% yoy, dan kredit konsumsi 10,22% yoy.
Tingkat kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) turun 284 bps menjadi 11,10%. Pada periode yang sama rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun 24 bps menjadi 2,25%, tetapi NPL net naik 5 bps ke level 0,77%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,44% yoy menjadi Rp 8.601 triliun. Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 84,23%, naik 372 bps secara tahunan.
Artikel Selanjutnya
Video: Rupiah Anjlok! Tembus Rp 15.700 Per Dolar AS
(mkh/mkh)