Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan saham perbankan besar terpantau cenderung bervariasi pada perdagangan sesi II Senin (13/5/2024), di mana volatilitasnya juga masih cukup tinggi hingga perdagangan hari ini.

Per pukul 13:30 WIB, dari empat saham bank raksasa, dua diantaranya berhasil menguat, satu stagnan, dan satu lainnya masih terkoreksi.

Adapun saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling kencang penguatannya pada sesi II hari ini, yakni melesat 1,28% ke posisi Rp 4.730/unit.

Berikut pergerakan saham bank besar pada sesi II hari ini.








Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Negara Indonesia (Persero) BBNI 4730 1,28%
Bank Central Asia BBCA 9450 0,80%
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI 4680 0,00%
Bank Mandiri (Persero) BMRI 6225 -0,80%

Sumber: RTI

Beberapa saham perbankan masih ada yang belum bergairah, kemungkinan disebabkan karena potensi naiknya suku bunga kredit akibat kenaikan suku bunga acuan. Ketika suku bunga kredit naik, maka ada potensi kredit macet (non-perfoming loan/NPL) yang cenderung meningkat.

Jika NPL tidak dapat dikendalikan oleh perbankan, maka akan mempengaruhi kinerja keuangan dan tingkat NPL yang cenderung tinggi membuat perbankan kurang sehat.

Meski begitu, fundamental bisnis bank-bank besar sejatinya masih kuat. Mereka memiliki pangsa pasar yang besar, jaringan yang luas, dan telah teruji dalam menghadapi berbagai kondisi pasar. Hal ini terlihat pergerakan saham perbankan dalam sepuluh tahun terakhir masih terapresiasi.

Bahkan pada kuartal pertama 2024, beberapa perbankan raksasa masih mencatatkan laba yang cukup cemerlang. Contoh saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang membukukan pertumbuhan laba sebesar 2,47% (year-on-year/yoy) pada kuartal I-2024 menjadi Rp15,88 triliun. Berbeda dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba BRI tumbuh pesat 27,4% yoy.

Sementara untuk PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp12,7 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 1,13% secara tahunan (yoy). Pada kuartal I-2023, pertumbuhan laba perseroan tumbuh pesat sebesar 25,2% yoy.

Kemudian BBNI membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp5,32 triliun pada kuartal I-2024, tumbuh 2,02% yoy.

Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi satu-satunya bank jumbo yang membukukan pertumbuhan laba dobel digit pada kuartal I-2024. Laba BBCA naik 11,7% yoy menjadi Rp12,87 triliun hingga Maret 2024.

Meski begitu, pertumbuhan laba BBCA pada awal tahun ini masih jauh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba BBCA bisa melesat 42,97%.

Selain itu, penurunan saham perbankan dalam jangka pendek bisa menjadi kesempatan bagi para investor untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah.

Dengan adanya langkah-langkah stimulus ekonomi dan potensi pemulihan ekonomi global, saham-saham bank dapat mengalami kenaikan nilai kembali dalam jangka menengah hingga panjang.

Pasar saat ini kembali optimis bahwa era suku bunga tinggi tetap akan berakhir pada tahun ini, setelah data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang lebih besar dari perkiraan untuk untuk pekan yang berakhir 4 Mei lalu, memperkuat prospek pemotongan suku bunga setelah kecenderungan dovish bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan lalu

Pelonggaran suku bunga dapat mencegah perbankan dari risiko gagal bayar utang, kredit tersalurkan meningkat, dan pertumbuhan yang dapat menggerakkanperekonomian, sehingga produk perbankan kembali dibutuhkan.

Kemudian, meski saham perbankan besar saat ini masih cenderung lesu, tetapi prospek pembagian dividen tetap berlanjut.

Bank-bank umumnya dikenal sebagai pembayar dividen yang stabil dan menguntungkan. Penurunan harga saham dapat menjadi kesempatan untuk investor mengoleksi, sebab menjadikan imbal hasil dari dividen dapat mengalami peningkatan.

CNBC Indonesia Research

[email protected]

Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Saham Bank Raksasa Bergairah Lagi


(chd/chd)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *