Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp190,28 miliar pada tahun 2023. Kerugian itu membengkak 79,56% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp106,23 miliar setahun sebelumnya.
Merinci dari laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada Desember 2023, penjualan neto BATA menyusut 5,26% yoy dari setahun sebelumnya sebesar Rp643,45 miliar. Baik penjualan domestic dan ekspor sama-sama merosot masing-masing menjadi Rp604,19 miliar dan Rp5,42 miliar.
Perusahaan juga tidak menekan beban pokok penjualan secara signifikan, yakni hanya menyusut 0,74% yoy menjadi Rp380,56 miliar.
Beban penjualan dan pemasaran juga naik menjadi Rp259,90 miliar dari sebelumnya Rp214,46 miliar. Begitu pula beban umum dan administrasi naik menjadi Rp117,87 miliar dari sebelumnya Rp111,15 miliar. Sementara itu, pendapatan usaha lainnya neto turun menjdi Rp481,23 juta dari sebelumnya Rp652,53 juta.
Lantas, rugi usaha melambung 144,53% yoy menjadi Rp148,28 miliar pada tahun 2023, dari setahun sebelumnya Rp60,63 miliar.
Total liabilitas BATA pun naik 12,38% yoy menjadi Rp454,39 miliar. Total liabilitas jangka pendek meningkat 8,56% yoy menjadi Rp389,56 miliar.
Total liabilitas jangka panjang juga melambung 42,57% yoy menjadi Rp64,82 miliar.
Sementara itu, total ekuitas merosot 58,92% yoy menjadi Rp131,35 miliar.
Mengutip RTI Business, saham BATA merosot 7,79% ke posisi 71 per saham pada perdagangan sesi II Senin (13/5/2024) pukul 13.31 WIB.
Perlu diketahui, BATA telah resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal terhadap 233 pekerja di Purwakarta, Jawa Barat. Hal itu terjadi setelah manajemen BATA dan pekerja menyetujui besaran pesangon sebagai tanda pisah kedua dalam hubungan kerja hari ini.
Artikel Selanjutnya
Induk Akulaku (BBYB) Bukukan Rugi Rp 573 M di 2023, Kenapa?
(fsd/fsd)