Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) memastikan akan melakukan langkah- langkah konkret dalam meredam tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Mengutip data Refinitiv pada Selasa (16/4/2024) rupiah dibuka melemah 1,33% menjadi Rp16.050/dolar AS. Pada pertengahan perdagangan, pukul 09.30 WIB, rupiah melemah hingga Rp 16.200-Rp 16.220 per dolar AS.

“BI akan menjaga kestabilan Rupiah melalui menjaga keseimbangan supply-demand valas di market melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF,” tegas

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) BI Edi Susianto kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2024).

Kedua, BI meningkatkan daya tarik aset Rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik SRBI dan hedging cost. Ketiga, BI tetap koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder terkait, seperti pemerintah, Pertamina dan lainnya.

Edi mengungkapkan selama periode libur Lebaran terdapat perkembangan di global dimana rilis data fundamental AS makin menunjukkan bahwa ekonomi AS masih cukup kuat seperti data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar. Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh memanasnya konflik di timur tengah khususnya konflik Iran-Israel.

“Perkembangan tersebut menyebabkan makin kuatnya sentimen risk off, sehingga mata uang emerging market khususnya Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS,” ujar Edi kepada CNBC Indonesia.

Sementara itu, indeks dolar (DXY) selama periode libur lebaran menguat sangat signifikan yaitu dari 104 menjadi di atas 106, bahkan pagi ini sudah mencapai angka 106,3.

“Selama libur lebaran, Pasar NDF IDR di offshore juga sudah tembus di atas Rp 16.000, atau sudah di sekitar Rp 16.100, sehingga rupiah dibuka di sekitar angka tersebut (di atas Rp 16.100),” kata Edi.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Pelaku Pasar Tunggu Hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rupiah Lanjut Turun


(haa/haa)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *